Kamis, 17 November 2011

Gunung Gumitir

Jalan yang berkelok-kelok di Gunung Gumitir sekitar 10 km, jalannya bagus hotmix dan cukup lebar. Tanaman hutan cukup rimbun dan hijau karena sudah memasuki musim hujan.
di kanan - kiri jalan terlihat ada bapak tua, nenek-nenek, anak-anak usia SD dan anak kecil bersama ibunya yang masih mudah mereka melambaikan tangan atau menadahkan tangan. Melambaikan tangan memberitahu kepada para sopir yang lewat untuk berjalan terus, mereka menadah meminta kemurahan mereka yang sedang lewat, tapi nampaknya tidak ada yang memberi. Lalu mengapa mereka krasan di situ duduk dengan alas seadanya tanpa pelindung dari hujan.
Seorang teman berkata, "mengapa mereka mengemis sementara tanah ini subur ada kebun kopi, durian dsb." dalam hatiku inilah bangsaku sendiri.
Di sekitar Gunung Gumitir terdapat terowongan kereta api yang menghubungkan Kalisat dan Kalibaru.
Juga terdapat cafe n resto yang dikelola PTP, udara sejuk dan bersih, tali temali untuk outbond tersedia, lapangan bermain ada, mushola dan toilet juga tersedia.
Tuban, Sabtu, 29 Oktober 2011 pkl 04.00
ayahku membangunkan aku yang sedang tidur di kursi panjang di sampingnya tempat tidurnya agar aku membangunkan kakakku Widodo dan mengantarnya ke RSU.
semalam beliau tidak bisa kencing dan menahan sakit setiap kali ingin kencing.
Bertiga dengan naik sepeda motor kami ke RSU, sampai disana para perawat dengan cekatan mencoba membantu melepas kateter yang ada dan memasukkan kateter yang baru tetapi Bapakku tetap saja tidak bisa kencing.
Perawat memutuskan untuk mengkonsultasikan kepada dr. Bedah, setelah mengobservasi dan sebagainya ayahku dioperasi kecil dibawah pusar untuk melancarkan saluran kencing. di ruang Bedah Sentral RSU sekitar pukul 13.00.
aku dandik Heni menunggu di sekitar ruang bedah kemudian datang mas Didik dan istrinya mbak Win.

Bundaku Pulang ke Rumah Bapa di Surga

Sabtu Pahing, 9 April 2011
Bundaku Maria Hartati pulang ke rumah Bapa di Surga dalam damai
menurut adikku Yuli Purwita semalam ibu muntah-muntah hampir tiap jam
ia didampingi oleh adikku Yuli Purwita dan kakakku Didik Widyanto
Ayahku berada di tempat tidur sebelah dalam satu ruang dengan ibuku di Paviliun Wijaya Kusuma RSUD Dr. Raden Koesma Tuban.
Beberapa saat sebelum menghembuskan nafas yang terakhir Romo Kurdo Pr Pastor Paroki Tuban berkenan menerimakan Sakramen Perminyakan orang sakit.

Aku berada di Malang ketika mendapat informasi dari adikku Heni bahwa ibu sudah seda sekitar jam 08.15 WIB.
Aku jemput istriku di SMP Cor Jesu kuajak pulang ke Tuban, rencanaku naik sepeda motor ee ternyata sampai Pujon sepedaku mogok roda belakang tidak mau bergerak sama sekali. akhirnya naik bis Puspa Indah.